Daftar Blog Saya

Jumat, 03 November 2017

KOMUNIKASI PRODUKTIF#DAY 2: Membangun Asa bersama Bunda......



Catatan hari kedua, hari ini mempraktikkan komprod dengan berbincang bersama ibu. Setiap keluarga memiliki cara dan waktu berbincang sendiri. begitupula dikeluarga kami. Maka kami memilih meja makan adalah tempat ternyaman untuk mengobrol, tepatnya makan malam. Disana biasanya kami membincangkan aktifitas masing-masing, hingga rencana esok. Sesekali diwarnai dengan berbagi info tentang para tetangga. Misal..hari ahad mb Rina belakang rumah mau akikahan, esok akan ada acara pengajian di rumah bapak sifulan, atau akan ada senam se RW esok lusa, dll. Maka makan malam menjadi waktu hangat sebelum rehat malam hari.

Alhamdulillah....
Obrolan malam ini lebih berisi karena cerita kami tentang “Hubungan orangtua, anak....dan segala ibrah pengasuhan”. Bermula dari cerita kami tentang seorang mas sepupu yang sangat sayang kepada kedua orangtuanya yang telah sepuh. Istri masnya sempat cerita bahwa salah satu alasan kenapa masnya sangat sayang kepada bapak ibunya adalah atas perlakuan baik dan sayang dari orangtuanya sejak kecil.

Lalu obrolan kamipun seputar kasih sayang...bagaimana cara kerja kasih sayang dalam pengasuhan.
“Bahwa...orangtua yang mendidik anak-anaknya dengan cinta...maka mereka akan memanen banyak cinta dimasa tuanya”
Lalu teringat mantra IIP dalam materi komprod tentang komunikasi dengan anak......tentang unik, jujur dan tulusnya dunia anak...
“Bahwa....mungkin mereka tidak mengetahui perkataan kita, tapi sungguh mereka tidak akan salah mengcopy”.

Lalu obrolan ibuk....
“lha ibuk dulu berarti galak banget apa ya....” sejenak ada wajah sedih dari perkataannya...

Jurus komprod mulai bekerja di sini...
“kok ngono tha buk (kok begitu buk)..?” saya penasaran dengan apa yang dirasakan ibu saya...maka saya coba meresponnya dengan nada sesederhana mungkin.

Iya...dalam hal berkomunikasi bersama orangtua saya memilih untuk lebih berhati-hati cara menyampaikannya...maupun pilihan katanya, meskipun masih sering gagal saat nalar bekerja pendek dan menyebabkan emosi menjadi tinggi.

“iya..dulu ibukk suka ngomel-ngomel kan ya...galak, trus banyak aturan”, tuturnya...

“kan karena kaminya yang bandel-bandel buk”, jawabku semangat...

“kalau ibuk cerewet...sekarang kami jadi paham. Ibuk dulu repot ngurus rumah dengan anak anak kecil yang banyak...anaknya juga bandel-bandel kayak aku. Belum lagi melayan bapak yang banyak permintaannya kan buk..?...belum lagi kondisi ekonomi yang pasti cukup berat buat bapak ibu...”, jelasku dengan berentet...

Lalu setelah itu ibu cerita-cerita tentang kenakalan kami...cerita tentang omelannya. Bahkan sejak bapak meninggal ibu menjadi orang yang paling mudah mengucapkan maaf jika terkenang salah-salahnya dalam mendidik kami dahulu... Alhamdulillah cerita-cerita ibu jaman dulu penuh dengan semangat...diiringi dengan tawa-tawa kecil kami sesekali. Seolah mau menjelasakan,

”Ada banyak hal dan pelajaran yang bisa kita ambil dari masa lalu”

“Ada banyak peluang tersedia untuk menjadi lebih baik...”

“Ada banyak ruang belajar bagi sang pembelajar”...

Pelajaran dari diskusi bersama ibuk malam ini adalah....”bagaimana kita menyediakan jiwa yang besar untuk mengakui banyaknya kekurangan kita dimasa lalu, bagaiman kita melatih diri untuk mengucap maaf tanpa gengsi.”

Semangat belajar...
Semangat produktif dari perkataan...

NB: hari ini saya mencoba kaidah 2C (CLEAR & CLARYFY). Bagaimana saya menyusun pesan pada ibu agar jangan bersedih akan kesalahan masa lalu. Lalu mengklarifikasi tentang responnya yang menganggap semua akibat kesalahannya dimasa lalu. Sungguh tidak ada sebaik-baik masa lalu...kecuali bagi kita yang berusaha mengambil pelajaran.

#Hari2
#Gamelevel1
#Tantangan10hari
#Komunikasiproduktif
#KuliahbunsayIIP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar