Daftar Blog Saya

Rabu, 05 Februari 2014

Lanjut Studi, menikah, atau berkarir??

Hidup itu katanya pilihan..
Untuk menentukan pilihan, kudu berilmu, kudu jelas landasannya.
Karena Memilih menentukan masa depan...
karena memilih hanya sekali, selanjutnya yang ada hanyalah keterpaksaan
maka tentukan pilihanmu.

Hi...my dear!!
Tulisan ini teruntuk semua saudaraku yang sering memikirkan, memperbincangkan dan memberi masukan.
ssssttt...boleh juga buat yang sedang di pintu gerbang pilihan.
Ini perbincangan biasanya dibuka bagi yang berusia 20-23, umur dimana menjelang lulus kuliah, atau juga sarjana baru...

saya sering banget ditanya beginian, mulai dari temen seorganisasi, temen2 sekelas, temen2 KKN yang lama, mbk2 yang masih sibuk TA, adek2 di Lab, samapai dosen saya tersayang. Hadeww...jadi kepikiran juga karenanya.  Semua opsi itu baik, semua opsi juga ada resikonya. Berikut sajian dari pilihan anda :

#Pilih Lanjut Studi#
Lulus dg nilai dan di usia yang cukup. Maksudnya, cukup untuk dapat BS dan cukup pantas umurnya untuk sekolah lagi. Ini cita-cita saya dari sebelum jadi anak kuliahan dulu, dari masih krucil2 gitu. Opsi ini juga yang membuat saya rajin belajar pas kuliah, eksis mantengin jurnal, sambil do'a yang kenceng tiap harinya. Alhamdulillah jalan kesana sudah terbuka...tapi pilihan itu belum diambil. Jadi keinget sama saran dan masukan dosen saya yang shalihat dan berprestasi (hmmm tidak saya sebutkan namanya). Begini diskusi kami yang membuat saya makin mikir keras juga:
"Iis gimana penelitiannya? mau lanjut studi atau giman?", pertanyaan pembuka waktu sengaja silaturahim ke ruangannya.
Alhamdulillah ibu, walau gak secepet target saya dulu...tp udah kelar, insya Allah revisian hasil. Iis sangat pingin lanjut bu, tapi belum izin ibu dan keluarga (keinget ibu saya dirumah tinggal sendirian)
"Ohh...bagus juga lanjut is, tapi...nikah dulu aja, atau pas lanjut sekalian nikah...", ibunya sambil senyum2.
wahh ibu...susah itu bu...jawaban saya lurus2 aja waktu itu. Kemudian beliau menerangkan, "perempuan itu beda is, kalau ngejer ego kita ada banyak yg kita korbankan, coba lihat ibu2 dosen kita di kampus...ada banyak yg belum berkeluarga. Kita yang paham sama makna itu...mesti menjadikannya sebagai pertimbangan untuk memilih".
seperti ibu juga, namanya tawazun itu cukup sulit...jadi untuk aman, menikah aja dulu, atau menikah pas lagi studi, pas selesai studinya kita juga makin jelas arahnya. Kayak ibu, ibu menikah pas lagi lanjut studi. Hmmmm....nah lho sayanya masih kagak kepikiran ibu (bergumam dalam hati).
Hidup itu pilihan, ini hanya pertimbangannya...

#Pilih Menikah#

Nah lho...ini pilihan besar, pilihan dahsyat dan butuh prepare mateng. Akunya belum punya banyak ilmu disini. Tapi yang jelas ini juga pilihan yang menghamparkan ladang amal yang luas. Pilihan yang mampu menghantarkan kita akan makna dakwah yang sempurna. Mengantarkan kita untuk ambil peran di setiap pos2 dakwahnya seorang muslimah. Menjadi Istri, ibu, ustadzah dan lainnya, dengan pilihan ini kita akan lengkap mengisi semua pos dakwah. Tafadhol monggo lanjutkan bagi antunna yang sudah lengkap paket siapnya.
Opsi ini banyak dipilih temen2 saya, senior2 atau mbk2 saya. Ada cerita lucu untuk opsi ini. Ceritanya waktu saya berpartisipasi agendanya seorang ustazah, waktu itu lagi jeda nunggu agendanya. Ustazahnya tiba2 nanya..."Iis udah selesai skripsian?", sambil senyum kerennya.
"Udah mulai mi, lagi mulai ngebahas hasil", jawabku sambil senyum juga. Terus umminya buat pernyataan, "ohh iy gpp, udah wajar ni kalau selesai 5 th..ummi dulu lebih lama", ujarnya sambil tetep senyum. Akunya senyum juga sambil mikir, iya ummi zaman dulu tuntutannya emang begitu.
"Hmmm...kalau sekarang temen2 saya yg ikhwan mi, yg banyak lulus duluan malahan", sambil tetep pasang senyum.
Tiba-tiba si ummi jawab sambil sedikit keluar nada sewot, "Halah ikhwannya pada kagak berani juga..", kali ini wajah ummi gak pakai senyum. Waktu itu aku belum connect, 10 menit kemudian baru sambil senyum2 jalan ngekor di belakang ummi. Jadi, maksud ummi...si ummi agak sewot ternyata ikhwan cepet lulus, tapi pada banyak yang gak berani nikah. heee...kalau ibu2 emang rada sewot urusan ini, jadi keinget 2 kakakku yang sering ngomong begitu dan ekspresi persis kayak ummi. Nah lho...itu tantangan suara ummi2 buat mas2 dan abg2 sepertinya....? kalau ada ummu hannisa dan ummu hanniya kayaknya makin sewot lagi.
itu tadi pertimbangannya.

#Berkarir#

Opsi yang ini...kayaknya diminati kakak2 di lab saya. Hmmm...mengumpulkan uang yang ujung2nya buat modal nikah katanya.hoooo...mesem2 sama pernyataan kakak yang unik-unik. Tapi bukan seperti mbak unik mantan laboran di lab saya. Ini juga opsi yang tidak salah...karena semua terletak pada manajemnnya. Ndak masalah kalau yang kita jadikan pertimbangan semuanya sisi baik yang kita kedepankan. Bukankah ......"Allah sesuai prasangka hambanya"?


Okke my dear sist....tentukan pilihanmu, matangkan mimpimu...raih jalanmu, karena semua opsi itu baik, asal memilihnya mengedepankan kemaslahatan, bukan turutan ego, apalagi nafsu belaka...
Karena kamu muslimah, karena kamu perhiasan dunia terindah..

"Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang shalehah".(HR.Muslim).

Apapun pilihannya..jargonnya tetep "Be shalihat".

"Happy Rehat"
5 Februari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar